Sebuah Pemikiran
Ketika saya duduk di bangku kuliah semester tiga dalam mata kuliah
Proses komunikasi. Dosen saya pernah mengatakan Comunication is given,
Ia menjelaskan semenjak kita lahir kita telah diberikan alat yang sangat
vital yang bisa kita gunakan untuk berkomunikasi,
bernegosiasi,mempengaruhi, berdiskusi, berbicara dan lain sebagainya.
yang intinya adalah kita bisa berkomunikasi dengan sesama untuk
menyamakan frekuensi agar kita saling memahami satu samalain.
Dosen
sayapun menjelaskan komunikasi yang kita lakukan harus dapat
mengahasilkan satu tambah satu sama dengan satu (1 + 1 = 1 ) atau
mendekati satu, yang artinya agar bisa menyampaikan pesan kepada lawan
bicara kita, tentang maksud yang ingin kita sampaikan dan ia paham serta
mengerti pesan yang kita sampaikan dan menerimanya dengan baik.
Alangkah baiknya jika lawan bicara kita memahami pesan yang kita
sampaikan dan mau melakukan apa yang ada dalam pesan yang kita sampaikan
dalam proses komunikasi yang telah kita lakukan.
Maksud
dari satu ditambah satu (1 + 1 = 1 ) atau mendekati satu ialah,
komunikasi akan efektif bila kita lebih dulu menyamakan frekuensi
terhadap lawan bicara kita, jika lawan bicara kita itu adalah anak-anak
maka kita harus berkomunikasi sesuai dengan bahasa anak-anak, jika kita
seseorang yang lahir di Sumatra barat pasti lebih nyaman menggunakan
Bahasa Padang sesama orang Padang walaupun kita berada Di Bandung atau
di jakarta. Hal itu yang kita harus lakukan pertama kali agar komunikasi
dan pesan yang ingin kita sampaikan lebih mudah dipahami dan efektif.
Sehingga kemungkinan kecil terjadi salah paham atau miss komunikasi.
Itulah penjelasan telah di ajarkan dikelas matakuliah proses komunikasi.
Dan menurut saya itu sangat Benar dan Logis. Tetapi saya ingin bertanya
sejakapan teori itu ada?
Dalam catatan ini saya mencoba ingin
mencari kebenaran tentang, apakah benar teori Komunikasi adalah
pemberian Tuhan ?? saya mencoba mempelajari.
Dalam tulisan ini mencoba mendasari pada filsafat kritis, dimana
filsafat ini sebagai tertib, metodis, yang bisa dipertanggung
jawabkan secara intelektual untuk melakukan apa yang sebetulnya
diharapkan kawan-kawan yang tidak mau “Membebek’ saja
, yang tidak mau menelan mentah-mentah apa yang sudah dikunyah
sebelumnya oleh pihak lain. Yaitu untuk meengerti, memahami,
mengartikan, menilai, mengkritik data-data dan fakta-fakta yang
dihasilkan dalam pengalaman sehari-hari dan melalui ilmu-ilmu (Magnis Suseno, 1991:31)
jujur
saya Mahasiswa yang masih belajar dan tulisan ini merupakan salah satu
dari usaha mengembangkan diri, semoga tidak ada yang alergi terhadap
suatu kegelisahan yang dituangkan dalam tulisan yang sangat minim
referensi dan sangat tidak tahu tentang apa yang dinamakan ilmu
komunikasi terutama yang sedang berkembang saat ini.
Socrates ; Saya Orang yang tidak tahu Apa-apa :)
Jika
Benar Komunikasi adalah pemberian Tuhan, logikanya jika komunikasi itu
merupakan pemberian Tuhan, Kapankah Tuhan Pernah mengatakan pada kita
Manusia?, Jika benar komunikasi itu adalah pemberian tuhan, kapankah
kita bertemu dengan Tuhan?? Dan jika komunikasi adalah Pemberian Tuhan
pasti pernah terjadinya proses interaksi dan Transaksi dimana ada ruang
waktu antara kita manusia sebagai Penerima dan Tuhan sebagai
pemberi?? Jika memang benar Komunikasi adalah pemberian Tuhan, apakah
Tujuan Tuhan membuat kita bisa berkomunikasi satu sama lain. Dan sayapun
ingin mencoba mempelajari kebenaran sejak kapan teori satu ditambah
satu sama dengan satu (1 + 1 = 1 ) atau mendekati satu itu ada, dan
siapkah pencentus teori (1 + 1 = 1) atau mendekati satu ?
Saya
mengakui, memang benar komunikasi itu akan efektif setelah kita
terlebih dulu menyesuaikan Frekuensi bahasa, seperti yang telah saya
tulis sebelumnya, bahwa jika kita seseorang yang lahir di Sumatra Barat
pasti lebih nyaman menggunakan Bahasa Padang sesama orang Padang
walaupun kita berada di Bandung atau di Jakarta. Teori itu sangat logis
secara empiris, sayapun sering melihat prisitiwa itu dalam kehidupan di
masyarakat sehari-hari, dan membuktikanya langsung karena kebetulan saya
merantau dan kuliah di Bandung, disini teman-teman saya beragam
suku,Ras, budaya etnik dan Agama.
Pertanyaanya adalah
sejak kapan teori ( 1 + 1 = 1 ) atau mendekati satu ada ? karena
logikanya Manusia itu berawal dari Adam dan Hawa, seharusnya jika teori (
1 + 1 = 1 ) atau mendekati satu itu efektif mengapa saat ini terjadi
beragam Bahasa? Bukankah logikanya jika Nabi Adam diturunkan di atas
sebuah gunung di Sri Lanka (india), danHawa pula dikatakan diturunkan di
tempat yang sekarang digelar Jeddah, Arab Saud lalu bahasa apakah yang
mereka pakai??
Kesimpulanya, Tuhan mencipatakan Adam dan Hawa di
tempat yang berbeda dan mereka telah bertemu dan menikah, bahasa apa
yang mereka gunakan pada saat pertama kali bertemu sampai akhirnya
menikah, bahasa Indiakah atau Bahasa Arabkah yang mereka gunakanuntuk
menyamakan persepsi ? apakah mereka menggunakan Bahasa Langit ,Bahasa
Pertama kali saat Mereka diciptakan yaitu Bahasa di Surga Dahulu?? Atau
bahasa Apakah?? Sehingga mereka saling memahami satu sama lain dan pesan
di antaranya bisa di terima dengan baik, terbukti sampai mereka menikah
dan mempunyai keturunan hingga adanya keberadaan eksistensi kita
manusia.
Kecuali jika saya Meyakini teori evolusi
atau teori darwin, yang mengatakan Manusia adalah evolusi dari Kera
atau Monyet, jika saya percaya teori darwin jelas saya tidak perlu
menanyakan tentang awal mula Bahasa pertamakali untuk berkomunikasi di
dunia, karena sepengetahuan saya untuk saat ini, Bahasa monyet itu semua
sama semua berkomunikasi bahasa yang Ngakkk...ngakkkk dan
Nyet...nyettt.. itulah bahasa monyet wkwkwkw...!! dan jika saya meyakini
teori Darwinisme, sama halnya saya mengakui Manusia dan termasuk saya
sendiri adalah keturunan dari Kera atau monyet hehe... :)
Jika
Komunikasi adalah pemberian tuhan, Tuhan pasti mempunya alasan-alasan
tersendiri mengapa kita manusia bisa berbicara dan menjadikan bahasa
sebagai sarana utama untuk berkomunikasi, artinya mungkin Tuhan punya
kehendak atas proses komunikasi yang dilakukan manusia untuk kepentingan
tuhan, karena ia yang menterjadikan manusia bisa berkomunikasi.
Menurut Nordenstreng dan Varis (1973), ada empat titik penentu yang pertama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:
Perolehan (acquisition) bahasa, yaitu pada saat yang sama dengan lahirnya umat
manusia. Dengan kemampuan berbahasalah manusia dapat berkomunikasi dengan
sesamanya,
perkembangan seni tulisan berjalan dengan komunikasi lisan. Setelah
manusia menemukan cara menuliskan dan alat menulis, maka komunikasi yang
selama ini dilakukan dengan bicara lantas bisa dituliskan.yang artinya
Bahasa (lisan) adalah hakikat komunikasi yang sebenarnya, sebelum
berkembangnya Komunikasi seperti saat ini.
PRINSIP BAHASA
- Bahasa merupakan simbol (sistem tanda)
- Bahasa Terbentuk dari budaya
- Bahasa (verbal) adalah sarana utama untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan maksud dan tujuan kita.
- Bahasa berkembang sesuai zaman
- Bahasa diperoleh dari proses belajar
PROBLEM BAHASA
- Keterbatasan jumlah dalam mewakili objek
- Kata-kata bersifaat ambigu dan kontekstual (selalu, setiap orang / kata berat memiliki konteks yang berbeda
- Kata-kata mengandung bias budaya dan kelompok
saya
pernah berfikir, permasalahan yang terjadi pada Bangsa ini adalah
permasalahan terhadap ketidak pahaman terhadap bahasa, karena kita tahu
bangsa ini beragam suku, budaya dan agama yang tentunya dari beragam
suku,budaya dan agama pasti mempunyai sejarah tersendiri atas
terminologi bahasa. mungkin istilah yang menarik adalah " Bahasa Batas
Dunia kita"
contoh sederhana ; Bagi orang Jawa nama buah
Pisang adalah “Gedang” bagi orang sunda “gedang” adalah nama untuk buah
pepaya. sunguh aneh tapi nyata.. satu nama beda arti. artinya bahasa
bisa saja sama tapi mempunyai arti yang berbeda, tentunya perbedaan
Istilah yang terjadi antara orang jawa dengan orang sunda ini
merupakan suatu yang wajar alasanya karena mereka pasti mempunyai
sejarah yang berbeda untuk ISTILAH "GEDANG" .
mungkin
masalah GEDANG masalah yang kecil, tapi ini bisa fatal. Bayangkan Jika
sUatu keyakinan Agama mempunyai Istilah dan terminologi suatu bahasa
tersendiri dan di terjemahkan dalam bahasa indonesia yang terbatas,
MUNGKIN Saja maksudnya sama tapi akan membuat penyempitan makna yang
sangat vital tidak sesuai arti yang sebenarnya, yang akan menimbulkan
pemahaman yang berbeda dan meyebabkan Perpecahan, di antara pemeluk
Agama tertentu.
Ibnu sina pernah mengatakan dalam tulisanya, Tidak memahami Definisi tidak akan pernah sampai kepada tataran konsep.
Artinya,
sangat penting mengetahui Apakah benar Komunikasi adalah pemberian
Tuhan, agar kita paham dan mengerti tujuan Tuhan menterjadikan Manusia
bisa berkomunikasi??
Banyak orang mengatakan Tuhan
menciptakan dunia ini bersuku-suku dan berbangsa-bangsa yang artinya,
Perbedaan Bahasa akn terjadi.yang saya pahami saat ini ;Tuhan pasti
mempunyai Tujuan yang sama, walaupun Tuhan menciptakan manusia itu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku :)
Wallahualam :
catatan
ini adalah sebuah pemikiran yang mencoba belajar menganalisa atas apa
yang sedang terjadi dengan lingkungan sosial yang di barengi fungsi
peran saya sebgai Pelajar , apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, itu
merupakan dari pengetahuan saya yang dangkal.dan jika ada yang ingin
membantu untuk menjawab atau berbagi tulisan tentang ini saya sangat
mengucapkan terimakasih bnyak, dan mengharapkan itu :)